BIAS-nya kan masih lama? Bulan depan atau malah dua bulan lagi. Untuk apa edukasi sekarang?

Edukasi perlu waktu.

Siswa saja dikasih ujian setelah sekian lama belajar. Tidak diberi ujian setelah satu jam pelajaran berakhir.

Makanya, edukasi terkait BIAS mesti jauh-jauh hari. Jangan edukasi jam 8, jam 9 ajak imunisasi di hari yang sama.

Apa risikonya kalau terlalu mepet?

Pertama, secara umum orang tidak merasa diedukasi tapi didesak-desak untuk menerima imunisasi. Kalau awalnya orang telah memiliki benih keragu-raguan, maka mendesaknya justru akan membuatnya lebih ragu-ragu bahkan jadi menolak.

Kedua, orang tidak memiliki waktu untuk berpikir memikirkan, merenungkan, menimbang-nimbang sebelum akhirnya memutuskan. Kalau pada akhirnya mau di-imunisasi, maka penerimaannya tidak didasarkan pada pemahaman kuat dan pikiran kritis tapi hanya ikut-ikutan saja. Padahal, kita bersama tahu, sikap ikut-ikutan saja bisanya tidak akan berlangsung lama. Orang jadi kurang ajeg, mudah bimbang, dan berubah.

Ketiga, kegiatan komunikasi, termasuk edukasi imunisasi, mestinya dijadikan ajang membangun hubungan. Kalau kita buru-buru melakukannya, tujuan membangun keakraban sering terabaikan. Kita jadi hanya fokus ke materi kesehatan yang ingin disampaikan. Akibatnya, sehabis kegiatan, habis pula hubungan kita dengan orang-orang. Lupa atau terlupakan.

Seandainya kegiatan komunikasi berlangsung santai sambil mengakrabkan diri, maka hubungan yang terbangun berjangka panjang. Karena telah saling mengenal dan menemukan kesamaan atau pertalian, hubungan akan berjangka panjang. Dengan begitu, kesempatan edukasi di waktu-waktu selanjutnya terbuka lebar, baik dengan kegiatan edukasi lanjutan atau japri-japri.

Jadi kurang lebih begitu. Edukasi perlu waktu. Jangan terburu-buru. Bukan hanya untuk BIAS tapi semua masalah kesehatan.

Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP