Pesan Komunikasi Antar-Pribadi (KAP) memiliki struktur agak berbeda dengan pesan di dunia akademik, birokrasi, atau kolegial. Sekedar contoh (sama sekali bukan mengevaluasi), mari kita bahas pesan vitamin A berikut.
Pesan dibuka dengan ajakan mendapatkan vitamin A di Posyandu pada bulan Februari. Di sini, dikemukakan solusi, yaitu vitamin A; bagaimana cara dan kapan mendapatkannya; dan dilanjut penjelasan manfaat dan rincian manfaat vitamin A.
Untuk KAP, yang pertama kali ditonjolkan adalah pesan untuk mengenalkan/ menggugah masalah atau harapan. Apa masalah yang dihadapi orang tua terkait anaknya? Apa harapan dalam benak orang tua? Masalah/ harapan nantinya harus bisa dikaitkan (secara ilmiah) dengan vitamin A.
Intinya, yang pertama disasar adalah the why alias mengapa orang tua mesti ambil vitamin A, semisal: (Mohon cermati gagasannya. Penulis bukan copy writer jadi jangan-jangan lebay.)
●Ibu mau anaknya tidak mudah sakit?
●Bagaimana mau hidup tenang kalau anak mudah sakit?
●Bayangkan anak kita jarang sakit, prestasi pasti melejit
Komponen pesan berikutnya adalah penjelasan yang menjadi jembatan ke solusi (vitamin A) tapi jangan dulu sebut vitamin A. Misalnya,
Agar tidak mudah sakit, anak butuh kekebalan tubuh kuat untuk menghadapi berbagai macam serangan kuman penyakit, yang datang tanpa diundang.
Setelah itu, barulah sampaikan solusi: vitamin A dan bagaimana/ kapan. Pilihannya ada dua.
- Bila publik tidak sensitif pada solusi (tidak bereaksi negatif), maka bisa langsung sampaikan vitamin A. Contoh:
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh anak dari serangan berbagai penyakit, seperti diare, campak, dan ISPA. Ayo, datang ke Posyandu bulan Februari ini untuk mendapatkan vitamin A!
- Bila publik sensitif pada solusi (bereaksi negatif), maka vitamin A bisa dijadikan salah satu solusi atau malah tidak disebut. Misal,
Untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak, berikan anak imunisasi, disiplin cuci tangan pakai sabun, dan jangan lupa vitamin A.
Atau
Dapatkan vitamin khusus di Posyandu bulan Februari ini agar anak tidak mudah sakit!
Tapi, publik kan tidak sensitif pada vitamin A, jadi bisa terbuka dan langsung. Tinggal kitanya, apakah sensi kalau hanya menyebut 1 manfaat vitamin A?
Kata para pakar, agar efektif, pesan mesti fokus. Sementara, focus demands sacrifice. Kalau mau fokus, ya harus ada yang dikorbankan.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia