Sejumlah penyakit dapat diatasi bila diketahui secara dini. Salah satunya adalah kanker serviks. Bila diketahui secara dini, peluang menyembuhkan kanker serviks lebih besar. Kebanyakan kasus yang tidak dapat diselamatkan adalah karena baru diketahui saat telah stadium tingkat tinggi. Maka itulah, tersedia tes IVA yang dapat diperoleh di Puskesmas secara gratis.
Namun, semua layanan pemeriksaan hanya akan berguna bila ada permintaan masyarakat. Untuk itu, pertama-tama, orang mesti tahu dulu keberadaan layanannya.
Survei UNICEF Nielsen Kwartal IV 2024 melempar sejumlah pertanyaan pada 2000 responden di 6 kota besar di Indonesia (Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar) tentang kanker serviks. Salah satunya, “Apakah Anda pernah mendengar pemeriksaan kesehatan yang dapat mengetahui apakah seorang perempuan ada tanda sakit kanker serviks? BILA JAWABAN YA, pemeriksaan apa itu?”.
Setiap responden diberikan 2 kesempatan menjawab (multiple responses). 5 jawaban terbanyak:
Tidak tahu : 69,8%
Pap smear : 12,6%
Tes IVA : 1,1%
Tes HPV : 1,0%
Kolposkopi : 0,6%
Baru sekitar 1% dari warga di wilayah yang disurvei menyebut tes IVA. Elaborasi berdasarkan gender menjumpai perbedaan di mana kelompok perempuan= 1,9%; laki-laki = 0,3%.
Prosentase warga yang tahu tes IVA sebagai tes deteksi (awal) kanker serviks masih sangat kecil. Dalam situasi seperti ini, perbaikan mestinya difokuskan pada pengetahuan dan penerimaan publik terlebih dahulu. Perbaikan di sisi layanan semata rasanya sulit meningkatkan cakupan tes IVA.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia