CKG tak banyak berguna bila tidak bisa mengubah perilaku warga. Seseorang diberitahu HbA1c-nya 8 tapi tetep makan tinggi gula, ya fatal.
Masalahnya, bagaimana mengedukasi dan mempersuasi warga berdasarkan hasil CKG? Bukankah kesempatan edukasi dan persuasi di meja layanan sangat terbatas? Apa yang perlu dilakukan?
Taruhlah kita punya 3 menit berkomunikasi, berikut yang bisa dicoba.
- Menyamakan frekuensi
Seperti menyetel radio, pendengar baru bisa mendengarkan dengan nyaman saat frekuensinya pas. Suara penyiar jelas. Suara kresek-kresek hilang.
Buat warga nyaman dan buat pula warga bicara, lalu nyambunglah. Ingat prinsip #1 KAP: kalau sudah akrab, lebih mudah diajak. Juga prinsip ke-2: saat warga bicara, perhatiannya ditujukan pada kita. Saat warga bicara, kita nyambung (mendengarkan). Saat giliran kita bicara, warga akan membalas dengan nyambung (bukan pasif tapi terlibat dengan bertanya-tanya pendek).
- Sampaikan salam dan respon jawaban warga secara nonverbal. Saat warga membalas, berikan senyum, mengangguk, atau yang lainnya. Beri jeda. Jangan ngomong terus atau tidak perhatian.
Edukator mulai menggunakan nama warga. Standar KAP: Kalau nama disebut, perhatian direbut.
- Percakapan kecil dan nyambung. Tanya: tinggal di mana? Ke sini naik apa? Kesibukannya apa? atau angkat sesuatu yang menarik tapi tak sensitif, misal: Kemarin Arema menang ya, pak?
Yang penting kita nyambung. Terhadap jawaban warga, kita bertanya-tanya pendek sehingga warga bercerita lebih banyak. Hindari 3 Jangan (Jangan ganti topik, Jangan menilai, Jangan mendiamkan). Ini yang membedakan kita dengan sales asuransi.
Tapi ingat waktu juga, ya. Jangan terlalu lama. Rasanya, 3-4 kali nyambung sudah cukup.
- Nyambung secara nonverbal (tanpa kata-kata). Selain kata-kata, nyambung perlu dilakukan secara nonverbal. Ingat, komunikasi nonverbal itu lebih otentik, dari hati. Kalau edukator berbicara sambil mengangguk dan sebagai respon, warga mendengarkan sambil mengangguk juga, maka itulah komunikasi lengkap, yang melibatkan pikiran dan hati.
Agar terjadi nyambung secara nonverbal, edukator mulai terlebih dahulu. Segera selaraskan nonverbal kita dengan warga, setidaknya pada suara. Kalau warga datang dengan suara lirih, maka lirihkan suara kita. Kalau warga bersuara gembira, maka gembirakan pula suara kita.
- Menyampaikan dan menjelaskan hasil CKG serta mengajak perilaku sehat.
Orang lebih suka kabar gembira atau harapan. Orang tak suka disalahkan, atau dipojokkan. Kalau pun kita menakut-takuti, segera gandeng dengan kabar baik atau harapan.
Bagaimana caranya dan contohnya, bersambung di artikel berikutnya, ya.
Penulis: Risang Rimbatmaja