Rumusan Kelas Bumil Versi KAP

Sumber Gambar: Gemini AI
Sumber Gambar: Gemini AI

Bayangkan seorang siswa datang ke sekolah. Badannya lagi ga nyaman. Kepalanya pening. Badannya agak anget. Kretek-kretek pula. Habis ribut pula dengan kakaknya. Kira-kira, apakah kita boleh berharap dia belajar konsen di kelas?

Kondisinya mirip dengan ibu hamil yang datang ke kelas ibu hamil. Badannya lagi ga enak karena faktor hormonal. Perubahan tubuh juga membuat dirinya sedih. Belum lagi urusan rumah tangga. Tekanan mertua, suami, atau anak, buat pusing. Semuanya buat pusing. Apa kita bisa berharap bumil belajar dengan konsen?

Yang jelas, pertama-tama, kita buat dulu mereka nyaman. Buat mereka tertawa dan bergembira supaya lupa masalah yang ada. Dengan begitu, belajar pun jadi semangat.

Ini rumusan yang ditawarkan KAP (Komunikasi AntarPribadi) untuk kelas ibu hamil. Jangan menambah pusing bumil dengan cara belajar yang membebani, seperti yang searah yang memposisikan bumil diam saja, ruwet (penuh teori-konsep), dan terisolasi alias nafsi-nafsi (sendiri-sendiri meski duduk bersama-sama).

Sebaliknya, buat kegiatan belajar proses yang membahagiakan. Tertawa-tawa. Saling kenal. Tempat melepas tekanan. Tempat melepas beban hidup. Tempat bermain. Berkawan banyak (seperti TK?).

Konkritnya seperti apa?

Tahap pertama, pemanasan. Indikator keberhasilan: ibu hamil saling mengenal dan tertawa-tawa. Makanya, nama edukator mesti dikenal (praktikkan Jurus Mengenalkan Nama Menancap) dan mengenal peserta belajar (Jurus Menyebut Nama > 5x). Lalu, para peserta pun mesti saling mengenal (Nama Menumpuk). Kalau sudah saling kenal, cari persamaan di antara mereka (Persamaan Menumpuk). Supaya tertawa-tawa, mainkan satu permainan lagu & gerak lucu-lucu.

Tahap kedua, bermain & belajar atau belajar dengan permainan. Mulai dengan lempar pertanyaan tapi bukan pertanyaan yang sulit, konseptual atau tentang info yang sulit-sulit. Lempar pertanyaan yang mudah dijawab, berdasarkan pengalaman. Tujuannya untuk membuat konteks pembelajaran.

Setelah itu, mainkan permainan. Bisa permainan yang bergerak-gerak, bernyanyi-nyanyi, berkata-kata, berbisik-bisik, berpikir ringan (kuis atau tebak-tebakan) atau kombinasi. Permainan itu kemudian dibahas supaya terelaborasi dan diulang-ulang pesan kuncinya supaya orang hafal.

Ketiga, untuk memastikan hasil pembelajaran, coba tanya-tanya, buat kuis, atau bahkan dengan permainan. Apapun caranya, tujuannya untuk mengetahui capaian pembelajaran pada umumnya.

Mohon diingat, jangan berharap hasil maksimal. Kan, sedang tidak nyaman. Dapat separuh, sudah bagus banget. Sudah senang belajar dan mau belajar lagi (bulan depan), sudah top banget.

Ditulis berdasarkan pembelajaran dan observasi pelatihan kelas ibu hamil di Padalarang, Kabupaten Bandung (10/11/2025).


Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP

Artikel Terkait

Fitur Aksesibilitas