Pelaksanaan subpin polio mulai tgl 15 Januari nanti bisa menjadi ajang promosi ampuh. Jadi, jangan dibuat biasa-biasa saja. Apalagi mengecewakan.
Katanya satisfied customers tell 3 friends, angry customers tell 3000. Makanya, hindari membuat kecewa orang tua.
Apalagi banyak orang Indonesia yang tidak rasional kalau berkenaan dengan imunisasi. Maksudnya, mereka tidak memikirkan manfaat-risiko, untung-rugi, khususnya yang jangka panjang. Makanya, seorang pakar pernah membeberkan data jika 80% orang tua tidak tahu apa manfaatnya beragam jenis imunisasi yang telah diberikan pada anaknya.
Salah satu bentuk yang tidak rasional adalah keputusan ikut-ikutan atau dalam bahasa kerennya, following the herd. Survei UNICEF Nielsen di 2021-2022 menemukan 40% orang yang divaksin COVID-19 banyak dipengaruhi oleh perilaku orang lain di sekitarnya. Kesediaan orang lain memvaksinasi dirinya merupakan cara reassurance atau menghilangkan ketakutan/ kekhawatiran yang paling manjur. Bukan hasil trial terhadap 1600 orang di Bandung yang membuat warga mantap divaksin atau teori ini dan itu tapi karena melihat teman-teman atau saudara-saudaranya yang divaksin duluan.
Karena itu, pelaksanaan subpin polio mulai 15 Januari nanti penting dibuatkan sebagai ajang promosi agar orang tua lain pun ikut-ikutan mengimunisasi anaknya.
Bagaimana caranya? Berikut beberapa cara berikut bisa dipertimbangkan.
- Bangun citra/ gambaran “rame-rame”
- Foto orang tua dan anak saat vaksinasi dengan pose yang menarik. Minta mereka upload di medsos, share WAG dll
- Buat photobooth, minta peserta foto dan upload medsos, share di WAG dll.
- Foto rame-rame dengan wajah gembira
- Hindari pemberitaan negatif (sepi peserta, dll)
Untuk urusan pemberitaan, kita perlu sepakati dengan jubir, pejabat resmi atau yang woro-woro di Masyarakat agar jangan memberitakan animo/ minat rendah. Tapi sampaikan kabar gembira. Banyak yang sudah mengimunisasi anaknya. Bersyukur atas antusiasme warga. Intinya, bingkai (frame) berita mesti selalu ramai dan menggembirakan
- Promosi bergerak: Antar-orang tua, misalnya dengan hal berikut:
- Lomba kostum atau baju bagi peserta yang menarik perhatian (berhadiah)
- Kedatangan yang rame-rame
- Cinderamata bagi peserta yang promotif
- Kegiatan “Pelanggan cari pelanggan”
- Angkat juga pesan sosial dari vaksinasi/ imunisasi Saat pelaksanaan subpin polio, pesan bisa dimodifkasi sedikit menjadi: imunisasi untuk melindungi anak yang lain juga bukan hanya melindungi anak sendiri saja. Pesan ini bisa disajikan di poster, mobil edukasi keliling, pengeras suara masjid atau tempat ibadah dll.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia