Perubahan Perilaku Tidak Seperti Menyalakan Lampu

Perubahan Perilaku Tidak Seperti Menyalakan Lampu

Klinik A berhasil mengubah perilaku makan 1000 orang dalam setahun.
Posyandu B berhasil mengajak 30 orang mengubah perilaku makannya dalam setahun.

Apakah bisa disimpulkan Klinik A lebih efektif?

Kalau semata-mata melihat kuantitas, bisa jadi demikian kesimpulannya.

Tapi menurut TTM (The Transtheoritical Model), perilaku itu bertahap alias bukan seperti menyalakan lampu, dari off lalu on. Ada tahapan yang perlu dilalui dan orang yang datang ke klinik berada di tahapan berbeda dibanding orang yang didatangi kader di kampung.

TTM menyodorkan 6 tahapan perubahan perilaku yang dilalui orang, yaitu prakontemplasi, kontemplasi, persiapan, aksi, pemeliharaan, dan terminasi.

Prakontemplasi adalah tahap di mana orang tidak berniat mengubah perilaku. Mungkin karena tidak tahu konsekuensi dari perilakunya saat ini. Atau bisa juga karena tidak suka.

Di tahap kontemplasi, orang sudah memiliki niat mengubah perilaku. Mereka sudah tahu manfaat perilaku dan biaya atau apa yang mesti dikeluarkan untuk melakukannya.

Persiapan adalah saat orang sudah berniat mengubah perilakunya dan memiliki rencana aksi. Orang yang belajar atau mencari info tentang suatu perilaku termasuk dalam tahap ini. Kedatangan ke klinik sendiri juga termasuk.

Tahap aksi artinya orang sedang melakukan perilaku itu. Ada yang mengatakan perilakunya sudah berlangsung sekitar 6 bulan.

Tahap pemeliharaan berlangsung di mana orang mengambil langkah-langkah agar tidak kembali ke pola sebelumnya (relapse).

Terakhir, terminasi. Saat perilaku itu sudah ajeg. Dalam kondisi apapun (tertekan, bosen, kesepian, marah, stress atau lainnya) orang tidak akan kembali ke perilaku lama. Misalnya, gara-gara stress lalu coping makan berlebihan. Di sini orang memiliki zero temptation (tidak tergoda sama sekali) dan total self-efficacy (sangat mudah menolak keinginan kembali ke perilaku lama).

Balik ke urusan klinik dan posyandu di atas. Orang yang datang ke klinik berada di tahap ketiga, yaitu persiapan di mana mereka sudah punya rencana aksi dan bahkan melakukan aksi persiapan. Sementara, orang yang didatangi kader berada di tahap prekontemplasi. Boro-boro mengubah perilaku makan, terpikir pun tidak.

Setiap tahap memerlukan pendekatan dan metode berbeda. Namun, di atas kertas, tantangan mengubah perilaku mereka di prekontemplasi memang lebih sulit dibandingkan mereka di tahap persiapan. Kalau cuma teori sih gampang. Makanya, jam 11.00 WIB ini kita bicara TTM (The Transtheoritical Model) saja di http://s.id/forumkemisan


Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia

Artikel Terkait