Apakah edukator kesehatan bisa mengajak orang tanpa meminta, mengarahkan atau menyuruh?
Ini dicoba dalam di latihan in class ToT KAP di Bintaro 7 – 11 Agustus 2023.
Kelas dibagi ke dalam 4 kelompok lalu dari masing-masing dipilih seorang fasilitator. Sementara kelompok diajak bermain, fasilitator ditarik keluar ruangan untuk briefing. Tugas mereka: mengajak rekan-rekannya berolaharaga jalan kaki besok pagi.
Teorinya, kalau orang sudah tahu suatu perilaku itu bermanfaat dan penting bagi dirinya serta tidak memiliki halangan melakukan, maka interaksi dengan modal bertanya-tanya dapat memotivasi orang, menghasilkan intensi atau bahkan aksi.
Proses bertanyanya ala Socrates, yang konon suka keliling kota bertanya-tanya untuk membuat orang menemukan pemahaman kritisnya sendiri. Basisnya, Grand tour & Mini Tour questions. Fasilitator sama sekali tak boleh menyebut kata jalan pagi atau olah raga, baik di pengantar atau pertanyaan, sebelum disebut dan dibahas rekan-rekannya. Rekan-rekannya juga yang boleh menyebut dan menentukan kapan, di mana, atau bagaimana. Fasilitator hanya bertanya dan mendengarkan.
Panduan longgarnya adalah sbb.
- Apakah ada di antara kita yang anggota keluarga, kerabat atau temannya terkena penyakit-penyakit seperti jantung, kanker, stroke dan sejenisnya? Boleh berbagi cerita? Apa yang dialami? Bagaimana kondisinya sekarang ini? SEVERITY PENYAKIT MESTI DIRASAKAN BERSAMA
- Apakah kita mau mengalami penyakit-penyakit itu? Mau? RETORIS
- Kalau tidak mau, apa yang perlu kita lakukan untuk mencegah? Apalagi? GRAND TOUR
- RANGKUM. Boleh kita bahas olah raga? Olah raga seperti apa yang bisa kita lakukan? MINI TOUR
- MERAGUKAN DEMI MENEGUHKAN. Yang benar-benar bisa kita lakukan saja? Bukan cuma omong doang. Bisa bangun pagi? Nanti susah bangun? Beneran tidak mau kena kanker dll itu, kan?
- MERINCI. Kapan kita bisa lakukan? Besok? Jam berapa mulainya? Jalurnya ke mana? Bungkus? Sepakat?
Setelah praktik 10 menitan, kebanyakan kelompok sampai pada kesepakatan. Sempat ditanya, apakah tadi rekan fasilitator meminta, mengarahkan atau menyuruh melakukan sesuatu? Jawabannya, tidak. Katanya, ide justru dari mereka.
Besok pagi, di WAG bermunculan foto-foto para partisipan berjalan pagi. Ada yang ke taman. Di trotoar. Ada yang ke masjid dulu.
Bisa juga, ternyata.
Tapi, ini baru perilaku satu kali. Membangun habit perlu metode lain. Mungkin seperti FBM (Fogg Behavior Model). Tapi bukan untuk jalan pagi di sini. Cukup sekali saja teman-teman berjalan kaki pagi. Bukan apa-apa, barusan dapat info rapor udara Tangsel merah. Nonstop.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia