Setiap orang memiliki pagar yang menentukan dia mau mendengarkan pesan kita atau membiarkan lewat begitu saja, masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Bila tertutup itu pagar, percuma bicara panjang kali lebar.
Karena itu, sebelum menyampaikan pesan kunci, kita perlu membuka pagar orang. Caranya beragam, tergantung situasi percakapan.
Untuk isu sensitif, yang mudah memicu emosi, (1) coba bangun keakraban dulu. Jangan to the point. TBC, HIV, imunisasi, dan sekarang, masalah gizi, termasuk isu sensitif.
Tapi membangun keakraban kan lama?
Itu gunanya teknik. Kalau prosesnya alamiah, durasi sulit diprediksi. Aplikasi teknik bisa memotong waktu. Pelajari beragam teknik tapi gunakan yang paling sesuai.
Cara membungkus masalahnya pun mesti halus dan tak membuat orang dipojokkan, disalahkan, atau dipermalukan. Jangan sebut TBC tapi sebut saja flek, paru atau lainnya. Jangan bilang berat badan anaknya di bawah garis merah tapi bilang saja timbangannya perlu ditambah.
Kalau masalahnya adalah orang tidak memandang ada masalah, caranya lain lagi. Biasanya ini berlaku di masalah PTM (Penyakit Tidak Menular) tapi belum dirasakan. Seperti orang yang “baru” pre-diabetes, tekanan darah agak tinggi (prehipertensi), atau cek kesehatan bagi orang sehat.
Buat mereka, sampaikan (2) cerita-cerita. Cerita kengerian dan kesengsaraan akibat penyakit. Sampaikan cerita yang dekat (kasus dekat, sekitar atau yang diketahui). Setelah emosi terobok-obok, biasanya orang bertanya dengan sendirinya, lalu bagaimana cara mencegahnya?
Orang bertanya sebetulnya sedang membuka pagar. Maka, segera sampaikan pesan dalam bentuk cerita (tentang pencegahannya yang mudah).
Untuk orang yang meragukan layanan yang hendak kita tawarkan, coba tanya dulu pendapat dan pengalamannya dan kitanya harus nyambung agar dia bicara lebih banyak lalu sampaikan apresiasi.
Jangan lupa untuk nyambung nonverbal. Apalagi bila orangnya emosional. Jangan sampai nonverbal kita kontradiktif.
Kalau masalahnya sekedar orang kurang memperhatikan, buat dia bicara terlebih dahulu. Kalau orang bicara pada kita, otomatis perhatiannya ditujukan pada kita. Jadi, bertanyalah.
“Ibu mau Enak Badan, Enak Makan, Enak Tidur?”
“Ibu mau tahu cara cepat timbangan anak bertambah?”
Aplikasinya susah-susah gampang tapi semakin lancar seiring jam terbang. Makanya, sering-sering saja edukasi orang yang “pagarnya” belum terbuka.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP