Bila hendak edukasi imunisasi dengan KAP (Komunikasi AntarPribadi), minimal apa yang perlu dikuasai?
Demikian pertanyaan seorang tenaga kesehatan yang besoknya hendak mengedukasi orang tua di sekolah.
Bicara tentang KAP, versi yang ideal memang agak ribet. Belajarnya di kelas secara tatap muka dan mesti coba-coba di lapangan pula. Durasinya setidaknya 2 hari.
Kalau mepet, minimal kuasai cerita dan cara memasukkannya di kepala orang. Dua itu cukup, deh.
Latar belakangnya begini.
Kebanyakan orang mempercayai cerita imunisasi yang kurang pas dan rentan dikoyak hoaks.
Dipikir imunisasi itu memasukkan zat asing ke dalam tubuh yang kemudian menjaga anak dari serangan bibit penyakit. Seperti susuk.
Makanya, dipikir bahaya kalau zat itu bersemayam lama. Bisa jadi kanker, mandul, sakit, bahkan meninggal setelah sekian tahun.
Jadi, edukator mesti berusaha mengganti cerita itu.
Caranya tidak bisa langsung. Kata ahli, orang mesti unlearning. Atau cara KAP, mereka seperti gelas berisi air dan ada tutupnya. Jadi, tidak bisa dituang air (cerita) baru. Tapi, ajak mereka membuka tutup, menuangkan isinya lalu setelah kosong, barulah kita isi dengan cerita baru.
Caranya dengan kita bertanya dan nyambung dulu. Bantu orang tua bercerita panjang lebar dan kitanya jangan menilai, mendiamkan apalagi ganti topik.
Setelah itu, minta ijin menyampaikan cerita dan berceritalah.
Stok cerita ada di buku Cerita Imunisasi dan salah satu yang paling penting: cerita imunisasi itu adalah latihan para pendekar yang ada dalam tubuh anak sendiri. (Lihat dokumen pada “Arsip Pustaka RCCE pada tautan s.id/rcce-id)
Anak kan sudah ada barisan pendekar. Makanya, tidak sedikit-sedikit sakit. Ketempelan anak yang ada panu, langsung tumbuh panu? Ada yang batuk di depannya, langsung batuk? Kan, tidak.
Karena kuman-kuman penyakit dilawan sama para pendekar dalam tubuh anak. (Kalau AIDS, baru deh langsung sakit karena pendekarnya lemah-lemah).
Yang namanya pendekar apakah harus latihan kalau mau jadi pendekar yang jago?
Ya, iya dong.
Latihannya ada 2 cara.
Lalu kita jelaskan itu yang namanya imunisasi dan infeksi.
Dan cerita-cerita tentang orang dulu yang kuat, efek samping, kenapa ada imunisasi sejak dini dan lain-lain mengalir dari cerita itu.
Nah, ini modal minimal edukator yang tidak punya waktu belajar KAP. Cerita dari rekan nakes yang mencoba, hasilnya lumayan, kok.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP