Tidak jarang tuan rumah tidak mau keluar meski kader jumantik sudah ketak-ketok, mencet bel atau teriakkan salam. Menghadapi beragam situasi semacam ini kader jumantik perlu cari akal. Berikut beberapa skenario yang mungkin bisa membantu.
Tidak ada yang keluar tapi ada orang sekitaran.
Minta orang di sekitaran yang tuan rumah kenal untuk memanggil dan mengenalkan kader jumantik. Tidak harus pak RT. Kalau ada anak yang kecil yang kenal, minta tolong saja padanya.
Yang keluar adalah ART atau supir.
Langkah pertama adalah ajak mereka ngobrol. Bangun keakraban. Setelah itu, titip pesan untuk tuan rumah dengan isi, contohnya:
- “Ibu Kader Ida titip salam sehat buat tuan rumah”
- “Ibu Kader Ida diberi tugas Pak Lurah untuk kunjungan rumah, periksa jentik dan edukasi DBD”
- “Kalau ada kesempatan minggu depan, Ibu Ida ingin mampir. Moga-moga berkenan.”
Tidak ada orang rumah yang keluar tapi ada CCTV.
Sebagian CCTV memiliki mikrofon. Jadi, yang bisa dilakukan kader adalah sbb.
- Bicara di depan CCTV dan sampaikan pesan yang sama dengan 3 poin di atas
- Bila tidak yakin ada mikrofon, tunjukkan ke CCTV selembar kertas dengan 3 poin di atas
Yang keluar anjing menggonggong keras.
Asalkan terhalang pagar sehingga tidak menyerang, kader bisa melakukan hal berikut.
- Diam sekitar 15 detik sehingga anjing terus menggongong. Gonggongan yang agak lama menarik perhatian tuan rumah. Sebaliknya, gonggongan yang sekilas tidak akan menarik perhatian.
- Bila tuan rumah keluar, maka sapalah dan mulailah mengobrol. Bila tidak, tinggalkan rumah dan bila berkesempatan, minggu depan bisa mengulang kembali.
Hanya keluar dengan salam tertentu.
Setiap kampung memiliki cara memberi salamnya sendiri. Adakalanya tuan rumah tidak keluar saat disampaikan salam cara tertentu karena cara itu menimbulkan kecurigaan. Karena itu, kader mesti mencari tahu salam yang ditanggapi positif oleh orang-orang rumah di suatu kampung.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP