Tak sedikit lansia hidup kesepian dan merasa tak berguna. Mereka membutuhkan teman berbagi cerita dan pengakuan sosial. Di sisi lain, edukator kesehatan ditugasi untuk mengajak mereka kepada sejumlah perilaku sehat.
Agar edukasi berhasil, harapan kelompok lansia tidak boleh diabaikan. Sebaliknya, harapan lansia mesti menjadi dasar bagi model edukasi dan persuasi.
Dengan modal metode partisipatif yang menghibur, sejumlah praktisi KAP mencoba merumuskan model yang efektif bagi lansia. Sesi edukasinya dibangun dari elemen penguatan modal sosial, hiburan yang membuat ketawa-ketiwi, panggung kecil untuk unjuk diri, apresiasi, dan bahkan mengajari (orang lain, termasuk edukator sendiri).
Di sini, edukator lebih banyak bertanya dan mendengarkan atau nyambung dengan seksama. Tidak main suruh atau perintah. Tidak menyalahkan apalagi merendahkan.
Sambil itu, edukator dapat menyelipkan pesan-pesan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan berkala, makan bergizi seimbang yang rendah GGL (Gula-Garam-Lemak), pentingnya beraktivitas fisik setiap hari, tidur cukup, dan lain-lain.
Aplikasinya bisa mengambil teknik-teknik sbb.
Bangun keakraban dan kebanggaan
- Jurus nama (mengenalkan nama menancap, Sebut nama > 5x ,Nama bertumpuk)
- Obrolan informal (topik yang disukai/ bisa dipamerkan)
- Cari persamaan, Cari simpul
- Cerita kenangan masa lalu
- Wawancara apresiatif
Hiburan
- Beragam permainan lagu gerak
- Beragam permainan tebak-tebakan
Edukasi
- Saling sharing pengalaman/ menasihati
- Cerita/ perumpamaan dari edukator
Para praktisi KAP masih mencoba-coba adonan (bauran) yang pas. Ada model 6N dari PuslatKAP Komunitas NTB yang secara spesifik diperuntukkan bagi kelompok lansia, baik untuk edukasi kelompok maupun perorangan. Lalu, bekerjasama dengan BKKBN, Tim Portkemas dan Forum KAP sedang menyiapkan buku bacaan bagi edukator yang mengambil pendekatan KAP, temanya kurang lebih bercerita tentang usia KTP boleh tua tapi usia tubuh mesti lebih muda.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Forum KAP