Situasi Persepsi Publik Tentang Kanker

Sumber Gambar: Survei UNICEF - Nielsen Kwartal 4 2024
Sumber Gambar: Survei UNICEF - Nielsen Kwartal 4 2024

Rasanya, semua orang pernah mendengar kata kanker. Semua juga sepakat penyakit itu berbahaya. Tapi, apakah semua orang tahu penyebabnya?

Publik perlu mengetahui penyebab (untuk PTM/ Penyakit Tidak Menular) atau cara penularan (untuk PM/ Penyakit Menular) dalam rangka mengambil langkah pencegahan. Meski secara ilmiah penyebab suatu kanker cukup beragam, kasuistik, dan tidak konklusif, idealnya publik tahu sejumlah faktor yang meningkatkan risiko. Kalau publik tidak tahu sama sekali, sulit berharap mereka melakukan upaya pencegahan.

Tapi, kalau pun mereka tahu tapi belum melakukan apa-apa, pengetahuan, minimal, akan mempermudah upaya edukasi publik.

Terkait dengan penyakit kanker, 2000 responden di 6 kota besar di Indonesia (Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar) disurvei, diminta menyebut 3 penyebab. Berlangsung di Kwartal 4 2024, Survei UNICEF Nielsen menemukan hal-hal berikut.

  • Kebanyakan warga atau sekitar 40% tidak tahu penyebab kanker
  • ⁠Faktor makan paling banyak disebut, yaitu sekitar 26%
  • ⁠Sekitar 20% jawaban mengacu pada gaya hidup secara umum (konsep)
  • ⁠Sekitar 24% jawaban mengacu pada gaya hidup khusus (merokok 11%, alkohol 8%, seks bebas 5%)
  • ⁠Sekitar 9% jawaban berkenaan dengan faktor keturunan

Situasi persepsi publik menyuratkan kebutuhan edukasi kanker yang lebih masif. Masih banyak warga yang tidak dapat menjawab sama sekali. Dari faktor risiko gaya hidup, jawaban rokok ternyata tidak semencolok gambar peringatan di setiap bungkus rokok (atau jangan-jangan di sini berlaku penyangkalan meluas?).

Di samping itu, situasi persepsi publik juga menunjukkan peluang edukasi bagi perilaku sehat lainnya. Misalnya, diet atau makan. Isu kanker bisa dijadikan entry point untuk edukasi gizi.


Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia

Artikel Terkait

Fitur Aksesibilitas