Teorinya, bayi sejak lahir sampai 6 bulan hanya boleh diberi ASI Saja atau ASI Eksklusif. Namun, kenyatannya, tak lama setelah lahir, sebagian bayi di tanah air sudah diberi makan atau minuman lain, terutama susu formula. Salah satu alasan yang mengemuka adalah ASI Si Ibu tidak kunjung keluar sehingga khawatir bayi kelaparan atau kehausan.
Hitungan tak kunjung keluar di sini umumnya kurang dari sehari atau bahkan hanya beberapa jam. Padahal, teorinya, bayi baru lahir mampu bertahan sampai 2-3 hari tanpa diberi ASI atau makanan minuman apapun. Karena ia masih punya simpanan makan dan minum dari Ibunya saat dalam kandungan. Selain itu juga karena perut bayi saat itu memang sangat kecil, hanya seukuran kelereng, sehingga ASI yang dibutuhkan pun sangat sedikit.
Apakah warga tidak tahu?
Survei UNICEF Nielsen Kwartal 4 tahun 2024 menanyakan pada 2000 responden di 6 kota besar Indonesia (Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar) tentang masalah di atas. Pertanyaan yang diajukan, menurut Anda, apakah bayi baru lahir bisa bertahan 2-3 hari tanpa diberi ASI, makanan atau minuman apapun?
61% mengatakan tidak bisa (bertahan 2-3 hari). Sekitar 21% mengatakan tidak tahu. Kelihatannya, yang tahu tentang kemampuan bayi baru lahir bertahan tanpa makanan minuman dan kecilnya perut bayi baru lahir hanya sekitar 18% dari warga di wilayah survei.
Orang tua yang tidak tahu rentan terhadap tawaran susu formula. Apalagi bila mereka ditakut-takuti (dimanipulasi) dengan informasi kondisi bayi yang lemah.
Orang tua yang paham teori kemampuan bayi bertahan 2-3 hari akan lebih kebal bujuk rayu atau manipulasi.
Yang ideal, Si Ibu paham dan tenaga-tenaga kesehatan di layanan menguatkan Si Ibu untuk bersabar dan mencoba terus memberi ASI walaupun tidak keluar karena itu justru cara merangsang agar ASI segera keluar.
Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia